Thursday, 2024-03-28, 8:38 PM
Welcome Guest | RSS

WIRAUSAHA CENTER

Site menu
Section categories
Polling
Seberapa penting Wirausaha bagi kita saat ini ?
Total of answers: 234

Publisher

Main » Articles » Lain - lain » Other News

TARIF DASAR LISTRIK BAKAL NAIK
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah memberi lampu hijau kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menambah margin usahanya pada tahun depan. Untuk mewujudkan rencana tersebut, Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyetujui adanya kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

"Kenaikan TDL akan berlanjut hingga tarif PLN mencapai harga keekonomian," ujar Meneg BUMN Sofyan Djalil sesuai buka puasa di Kantor Kementerian Negara BUMN, Selasa (25/8) malam.

Sofyan mengatakan, kenaikan margin usaha itu untuk meningkatkan kemampuan PLN dalam berutang kepada pemerintah. Saat ini, kemampuan PLN untuk berutang kepada pemerintah masih rendah sehingga harus ada kenaikan margin usaha.

Ia mencontohkan, biaya produksi PLN 100 kemudian dijual ke masyarakat dengan harga 80. Adapun pemerintah harus menyubsidi sebesar 20. Artinya PLN tidak mendapatkan keuntungan. Dengan begitu, kemampuan meminjam PLN juga akan berkurang.

Sekretaris Meneg BUMN, Said Didu, mengamini komentar atasannya itu. Menurutnya, margin PLN harus dinaikkan. Namun, tidak berarti margin PLN naik lantas keuntungan PLN bertambah. Margin itu hanya supaya PLN bisa berutang untuk menggantikan utang pemerintah yang diberikan kepada PLN.

Sofyan menambahkan, apabila harga dinaikkan, maka subsidi terhadap PLN bisa dicabut karena, selama harga belum dinaikkan, pemerintah harus tetap memberikan subsidi kepada PLN. Pemerintah berencana untuk menaikkan tarif listrik secara pelan-pelan. "TDL tidak pernah naik sejak 2004 lalu padahal biaya produksi naik. Akibatnya, biaya produksi PLN naik terus," lanjut Sofyan.

Pemerintah menginginkan, dalam rencana jangka panjangnya, subsidi listrik hanya dinikmati oleh orang miskin. Kalau sekarang, kebanyakan subsidi listrik dinikmati oleh orang kaya. "Belum tahu kapan realisasinya. Ini kan kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah sejak tahun 2004, tarif itu dibekukan dan tidak ada kenaikan karena pemerintah menyadari harga beli masyarakat," ungkap Sofyan.

Dengan harga minyak dunia yang melambung tinggi, menurut Sofyan, subsidi harus dikurangi karena akan membuat subsidi membengkak. Sofyan menjelaskan, untuk membuat listrik 1 kWh menggunakan diesel membutuhkan biaya produksi Rp 3.100. Padahal, PLN hanya menjual sebesar Rp 700 sehingga setiap 1 kWh, pemerintah menyubsidi sebesar Rp 2.400.

Menurut Sofyan, jika ada kenaikan margin PLN, maka akan ada pembiayaan dari pasar untuk pembangunan. PLN bisa mendapatkan pinjaman dari pasar, termasuk obligasi. "Sehingga PLN bisa membangun kebutuhan listrik dalam negeri dengan pembiayaan dari pasar," ungkap Sofyan.

Sementara itu, Wakil Direktur PLN Rudiantara menyatakan, hingga semester pertama tahun ini, konsumsi listrik naik 1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kebanyakan hal itu terjadi di segmen rumah tangga, jasa, dan bisnis.

Pertumbuhan 1 persen itu tidak mendongkrak kinerja keuangan PLN secara signifikan. "Apalagi tidak ada kebijakan harga yang drastis karena tidak ada kenaikan harga," ujar Rudiantara. (Fitri Nur Arifenie/Kontan)

Category: Other News | Added by: Yandy (2009-08-27)
Views: 462 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Related Link
Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Copyright MyCorp © 2024
Free web hostinguCoz